Pemeran Roy ditelevisi itu terlihat tangguh. Ia mampu melumpuhkan
sepuluh penjahat dengan kehebatan berkelahinya. Tayangan film itu mampu
membuat kedua pria muda ini menganga terperangah dengan setumpuk makanan
ringan disantapnya. Terlebih saat menyaksikan Roy dikerumuni
wanita-wanita cantik setelahnya. Jack dan Willy. Terpaku.
Mendadak keduanya terinspirasi lalu terjatuh karena kekenyangan. "ayo
kita jadi jagoan. kita jadi jagoan saja sekarang. Ya ya ya ya ya iya
iya... ayo.." ungkap keduanya lalu lesu terkapar.
DITENGAH SUDUT KOTA.
Siang itu dengan percaya diri Jack dan Willy berteriak-teriak memberi pengumuman.
"jika kalian bertemu penjahat. kami berdua ada disini. dan kami akan
menyelamatkan kalian.." teriak Jack dengan lantangnya. "itu benar.."
teriak Willy menyambut. Tak sedikit yang hadir disana merengut heran
memandang tingkah keduanya itu. "dasar bodoh." tukas seorang nenek yang
melintas disana. "apa kau bilang. kuhajar kau." ungkap Willy tak terima.
"hey. sudah. itu nenek-nenek." gesa Jack menenangkan Willy.
Sambil berlari renta nenek-nenek itu terus mencibir Willy dari jauh.. "hey lihat dia meledekku." ungkap Willy bergumam..
MAKAN SIANG.
Dirumah makan.
Ketika Jack dan Willy tengah sengit berdebat masalah mengapa mie goreng
itu direbus. Tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh suara jeritan minta
tolong dari seorang gadis.
Sontak keduanya melompat dan berlari segera menuju ketujuan asal suara itu.
Sesampainya disana.
"Lepaskan gadis itu." gertak Jack kepada tiga pemuda yang tengah menarik
paksa seorang gadis itu. "cepat lepaskan." sambung Willy membentak.
Dengan santai ketiga berandalan itu melepesakan gadis tersebut. Segera
Jack menghampiri gadis tersebut dan meraih tangannya. Jack lalu membawa
menjauh begitu saja gadis tersebut dari situasi itu. "jack. kau mau
kemana?." hentak Willy heran melihat Jack malah meninggalkannya seorang
diri disana. Sesekali Willy menolehkan pandangannya kepada wajah tiga
berandalan itu yang terlihat sangar menyeramkan. "aku akan melindungi
gadis ini. kau hajar saja mereka. kau bilang kau pernah membuat preman
pasar ambruk. coba sekarang lakukan lagi." ungkap Jack berdiri
dibelakang gadis itu. "waktu itu aku cuma berbohong Jack." jawab Willy
terdesak. Willy bergetar takut melihat ketiga pria berbadan besar itu
nampak ingin sekali meremukan badannya. "oh Tuhan. Jack kenapa kau tidak
mau menghajar penjahat-penjahat ini." tanya Willy penuh emosi.
Tiba-tiba Jack terjatuh terkapar bergelimpangan. "Aku sakit perut mahku
kambuh. aduuh.." ungkap Jack mendadak alasan. membuat gadis disampingnya
terkejut heran. "hah?!" hentak gadis tersebut.
Dengan tanpa ragu ketiga berandalan itu lantas maju, menyerang Willy seorang.
"Hhiiiyyaaaaaa..!!"
"Aaaaaaaaaaaa." teriak Willy tak berdaya. "aaaaaaaaaa.. aaaaaa... aaaaaaaaaaa.."
BEBERAPA MENIT KEMUDIAN..
Willy babak belur. ambruk ditanah. Sementara Jack dan gadis itu sudah tidak ada ditempat itu.
Menyusuri trotoar jalan. Willy dengan tertatih-tatih mencari-cari Jack.
Disana disebuah cafe mewah Jack tengah akrab berdua dengan gadis tadi
tersebut. mereka sedang asyik makan bersama. Secara kebetulan dari
sebrang jalan Willy melihat keadaan itu. Langkah Willy terhenti melihat
Jack sedang disuapi dicafe itu. "kurangajar. enak sekali dia." ungkap
Willy bergegas siap menyebrang. Namun langkahnya mendadak terhenti lagi.
Karena tiba-tiba saja telinga Willy ada yang menjewer dari belakang.
"aduh aduh aduh.. lepaskan. Siapa kau..?!" rintih Willy kesakitan
telinganya terus dijewer.. "aku pemilik rumah makan tempat kalian makan
tadi. enak saja kalian kabur begitu saja tanpa membayar makanan dulu.
ayo cepat bayar.." bentar pria tua tersebut.
Melihat disana Jack dan gadis itu sudah tidak ada ditempatnya.. Lantas Willypun berteriak keras dengan kekesalannya.
"Aaaaaaaaa.. aaaaaaaa.. aaaaaaaa.. aaaaaaaaaa.."
"Hey bangun-bangun-banguuun.." teriak Jack membangunkan Willy dari tidurnya dengan pukulan bantal guling.. "banguuuuunn.."
RUPANYA WILLY SEDANG BERMIMPI..
"Hhh.. ternyata ini semua mimpi." gumam Willy ia terbangun dari tidurnya. Willy termenung. berdiam..
"Ayo kita buat pengumuman ditengah kota kalo kita adalah jagoan mereka."
Willy tersentak mendengar kalimat itu. karena itu persis sama seperti
dimimpinya.
"Tunggu-tunggu.." ungkap Willy memotong pembicaraan. ia beranjak
berdiri. "ada apa? kau kenapa?" tanya Jack heran. "kenapa kau tadi
meninggalkan aku?" tegas Willy bertanya. "kapan?" jawab Jack heran balik
bertanya. "tadi sewaktu didalam mimpi. tega sekali." jelas Willy
bergumam. Mendengar perkataan itu Jack terdiam heran. merasa aneh.
Sesaat keduanya berdiam, dengan cepat Jack menyentuh kening Willy dengan
telapak tangan kanannya. Jack kembali keposisi berdirinya. "tidak
panas. aku pikir kau demam tinggi." ungkap Jack lega. Willy menghela
kesal menahan emosi.
"Sudahlah. ayo kita mulai aksi kita." seru Jack semangat.
"Tidak-tidak aku tidak mau. aku batalkan rencana jadi jagoan ini. kita
makan saja diluar." ungkap Willy ketakutan. "kenapa kau ini. aneh
sekali." komen Jack. "tidak. pokoknya aku tidak mau. tidak mau." tegas
Willy menegaskan. "hh aneh sekali.. hhh.. ya sudahlah.. terserah kau
sajalah." tegas Jack menjawab. kesal.
KEDUANYA. berjalan ditengah kota. bersiap akan menikmati hidangan makan siang disebuah rumah makan.
Dalam perjalanan tersebut Mendadak Willy dikejutkan oleh seorang
nenek-nenek yang sama persis seperti seorang nenek didalam mimpinya.
Willy menatap seorang nenek itu tak henti.
"Dasar bodoh." ungkap seorang nenek itu tak terima akan sikap Willy tersebut.
"Apa?!" hentak Willy mendengarnya.. ia sungguh begitu terkejut. karena
kalimat itu sama persis seperti apa yang dialami dalam mimpinya. sambil
berlari renta seorang nenek itu mencibir Willy. Willy mengkerut kening
melihatnya. ia semakin merasa takut sekarang.
"Hey awas." teriak Jack memberi tahu penyebrang bahwa masih ada mobil
yang melintas. Dan penyebrang itupun selamat dari situasi yang
mengerikan.
"Wow ternyata aku baru saja jadi pahlawan." seru Jack tertawa. "ya.
pahlawan yang bukan dibuat-buat." sambung Willy. keduanya terus
berjalan.
Sesampainya disebuah rumah makan Jack terpaku merengut heran. melihat
sikap Willy yang sedari tadi terus memegangi kedua telinganya seraya
menatap takut pemilik rumah makan.
"Willy. apa kau baik-baik saja.?!" tanya Jack khawatir.
TAMAT.
Terimakasih.
Profil Penulis:
Nama: Aan Sopian Anwar
Fb: aan sopian anwarEmail: aansopiananwar@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar