Kamis, 18 Mei 2017

Willy dan Karina

Suara canda tawa dari seorang balita perempunan lucu bersama kedua orang tuanya terlihat indah dibawah ditepi jalan sana. menggelak tawa mereka terdengar bahagia. Mengunci pandangan seorang perempuan diatas rumah disana. yang sarat penuh asa.
"Hhh.." hela khawatir seorang pria yang menemaninya, melihat sendu seorang perempuan tersebut. Iba terus meratap haru ke sebuah keluarga bahagia itu.
Disana. Keduanya itu tengah mengisi waktu luang disore hari diatas atap rumah sederhana mereka. Dipinggiran perkotaan.
"Kamu lg ngapain sih yank? dari tadi serius amat sama gitar akustiknya". tanya Karina. Seorang perempuan tersebut, akhirnya beranjak dari duduknya. menyembunyikan pistolnya. Menghampiri merangkul mesra, duduk mengamati. "kamu gak tau sayank. aku ini lagi bikin lagu baru buat km." jawab Willy seorang pria tersebut tiba-tiba ia beranjak berdiri. Melepaskan lagi rangkulan itu. "kamu diam disitu. stey.. dengerin lagu baru buat km ini." ungkap Willy berjalan menuju sebuah sofa butut dan menaikinya. Karina menghela tersenyum menyaksikan apa yang akan dilakukan suaminya tersebut. Karina siap menjadi pendengar yang baik disana.
"Bluukh!!".. tiba-tiba saja Willy terpeleset jatuh dari sofa. Karina terhentak. Lantas menekan wajah menahan tawa. "eit awas kalo ngetawain." tukas Willy berusaha berdiri lagi. Membenarkan posisi gitar akustiknya. "iya-iya.. dilanjut aja sih.." jawab Karina masih mengerut terus menahan tawanya.
Dengan percaya diri Willy bernyanyi layaknya seorang penyanyi profesional. Dengan kalimat-kalimat dari lagunya.., "cinta adalah Willy dan Karinaaa... walau Karina itu perempuan yang menyebalkan manjengkelkan cerewet... namun nafasku adalah Kaaaariiiinaaa..." dengan penuh gaya Willy terus bernyanyi.. Mendengar perkataan dari lagu itu sontak membuat Karina marah dan bergegas menghentikan nyanyian dari Willy itu.. Karina melompat menubruk Willy dan mencubiti Willy sejadi-jadinya. Willy nampak kewalahan menerima amukan dari Karina. "berhenti gak nyanyinya.. berhenti.." bentak Karina menindih Willy sambil memukulinya.
Tak tahan. Willypun tertawa terbahak menggelikan itu. Seraya tertawa sambil memukuli Willy yang sudah tak berdaya. Akhirnya Karinapun jatuh kepelukan Willy. Keduanya tertawa bahagia bersama. Disana.
Malam itu..Disebuah restoran kecil. Willy yang sedang menjalani ketiga harinya sebagai karyawan disana. Mendadak didatangi tiga pemuda dari sekelompok genk penjual narkoba.
"Ada apa nih. lo bertiga jangan bikin keributan disini." ungkap Willy dalam katanya. Ke empatnya duduk biasa seperti pengunjung pada umumnya disana.
"Lo yakin udah taubat, pngen keluar dari kelompok kita." tukas satu pria bernama Jhon. "kalian tanya aja sama bos kalian. gw udah resmi bebas. pergi kalian dari sini." tegas Willy mengusir. "lo emang bakal dibebasin. tapi bos besar minta syarat terakhir buat pelepasan lo." jelas Jhon. "bukanya kemarin udah clear." hentak Willy tak terima. "ah lo kayak gak tau sifat bos besar aja. Dia minta lo jual garam murahan diwilayahnya siExbin. Ketua genk kapak tumpul itu. masalahnya bos cuman percaya sama kemampun lo doang. begitu. Katanya itu yang terakhir." ungkap Jhon menjelaskan. "gak. gw gak mau. enak aja. pergi lo semua. Gw lagi kerja." singkat Willy ia beranjak berdiri segera pergi.
"Terus masalah bini lo yang mandul itu." ungkap Jhon katanya terpotong karena Willy langsung berbalik mencengkram kerah baju Jhon dengan kedua tangannya. Willy mendadak murka.
"Jangan sekali-kali lo semua bawa nama istri gw." ungkap Willy bergetar penuh emosi. Jhon hanya tersenyum tenang. Meski kedua temanya nampak siaga akan menghajar Willy.
"Hey. lo tenang aja." tukas Jhon. "bos besar cuman minta. kalo lo masih pengen bini lo hidup. Ya lo harus ketempat Exbin. itu doang.." tambah Jhon perlahan. Mendengar itu Willy ingin sekali menghajar. Namun karena banyaknya pengunjung restoran. Willypun terpaksa mengurungkan niatnya. Willy duduk kembli dengan penuh penyesalan. Willy kembali mengatur nafas emosinya. "anggap aja balas dendam. lo kan punya urusan sama Lobin adiknya siExbin yang sekarang ilang dari publik gara-gara takut sama lo itu." ungkap Jhon. Jhon bersama kedua temanya bergegas pergi sambil tertawa. "kita cabut, nanti malam wakil bos besar bakal nungguin lo ditempat biasa." ungkap Jhon dalam langkah perginya. Ketika itu Willy tertunduk lemah. Tak berdaya.
Beberapa menit berlalu.
Willy nampak serius bekerja bersama para karyawan restoran lainnya. Sebagai pelayan pengantar menu masakan.
Ia nampak sibuk mengntarkan menu hidangan kesana-kemari. Tak nampak wajah murung meski ia sudah didatangi tiga pria berandalan itu. Sesaat kemudian Karina tiba- tiba muncul. Karina hadir disana.
Dengan penuh semangat Karina memilih tempat duduk guna bisa melihati Willy yang sedang bekerja itu. Willy menyambutnya dengan senyuman. Karina kembali membenarkan posisi duduknya seraya melihati kesibukan Willy tercintanya itu. Karina terus tersenyum menyemangati Willy dari jauh.
"Pesan apa mba?" tanya satu pelayan itu pada Karina. "nggk. makasih. Aku lagi ngelihatin suami aku. Tuh." jawab Karina menunjuk penuh ceria.
"Semangat!!" teriak Karina menyemangati Willy. Terus tersenyum penuh cinta.
MALAM..
Dirumah sederhana itu.
Sedang ada rasa kekhawatiran dalam benak Karina. Tatkala menyaksikan Willy yang tiba-tiba mendadak izin mau pergi. Yang membuat Karina sangat merasa gusar ialah. Tingkah Willy yang tengah mengenakan jacket kulit hitamnya lagi. Dimana jacket itu telah menjadi saksi sejarah Willy sebagai anggota genk pembunuh bayaran diwaktu sebelum keduanya menikah dulu.
Karina terus menatap heran Willy yang tengah bersiap-siap pergi dikamarnya itu.
"Emang kamu mau kemana. Jangan bilang kamu gabung lagi sama kelompok siYunpa itu." ungkap Karina sendu. Willy melangkah mendekati Karina menyentuh kedua pipinya dengan penuh cinta.
"Sayank. kamu tenang ya. Aku bakal baik-baik aja kok. Aku gak bakal ngecewain kamu ok." ungkap Willy lembut perlahan.
Untuk sejenak Karina diam penuh harapan. Lalu kemudian iapun mengangguk merelakan.
Keduanya tersenyum penuh cinta.
MALAM  ITU
Disebuah jalur jalan yang sepi.
Sedang ada pertemuan tersembunyi antara Willy dan wakil bos besar.
"Maksudnya apa nih. Tiba-tiba Yunpa nyuruh gw jualan lagi." tanya Willy dalam katanya. "Ntar juga lo tau sendiri." singkat wakil bos besar itu seraya memberikan sekian paket sabu kepada Willy. Wakil bos besar tersebut nampak tersenyum melihat Willy mengenakan jacket kulit hitam itu. Wakil bos besar itu tau. Bahwa sebelum Willy bergabung dengan kelompoknya. Willy sudah lebih dulu eksis sebagai pembunuh bayaran dengan golongan genk darah biru yang kini sudah lama bubar. Ketika itu Willy terkenal dengan cirinya yang selalu mengenakan Jacket hitam itu. "identitas sipemesan ini menggunakan nama palsu. kami sebenarnya udah tau siapa dia. tapi itu urusan kami. lo kerjain aja tugas lo." jelas Wakil ketua.
"Hey gw dengar cewek simpanan Yunpa ada yang ngehamilin." tukas Willy berbincang seraya bersiap pergi. "ah lo denger gosip aja. Udah lo cabut." tukas Wakil Yunpa mengakhiri.
TENGAH MALAM.
Seorang diri Willy berhasil menelusup kesebuah kota. Dimana itu adalah wilayah kekuasaanya Exbin, ketua genk kapak hitam.
"Apa?!" Willy terhentak melihat orang yang akan merima barang darinya, itu adalah Lobin. Orang yang tanpa sepengetahuan Willy dulu menendang perut Karina ketika Karina tengah hamil anak pertamanya, sampai keguguran dan tak bisa hamil lagi.
Melihat ketika itu Lobin hanya seorang diri. Willypun langsung berlari dan melompat menghajar Lobin.
"Bhuukh.." Willy memukul jatuh Lobin ke aspal jalan. "Oh. Rupanya lo. ternyata gw udah dijebak sama siYunpa ketua lo yang pengecut itu." ungkap Lobin menyeka darah dihidungnya. "make mantan pembunuh bayaran cuman gara-gara gua ngehamilin cewek simpanannya." Lobin berdiri dan mengeluarkan pistolnya. Willy terhentak.
"Door.. doorr." suara pistol itu keluar, tapi bukan dari pistol Lobin. Namun dari pistol ditangan Karina. Lobin tewas ditembak Karina. "Karina." hentak Willy.
Tamat.
Willy dan Karina berpeluk penuh cinta.
TERIMAKASIH.


Profil Penulis:
nama: aan sopian anwar
fb: aan sopian anwar
email: aansopiananwar@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar