Suara canda tawa dari seorang balita perempunan lucu bersama kedua orang
tuanya terlihat indah dibawah ditepi jalan sana. menggelak tawa mereka
terdengar bahagia. Mengunci pandangan seorang perempuan diatas rumah
disana. yang sarat penuh asa.
"Hhh.." hela khawatir seorang pria yang menemaninya, melihat sendu
seorang perempuan tersebut. Iba terus meratap haru ke sebuah keluarga
bahagia itu.
Disana. Keduanya itu tengah mengisi waktu luang disore hari diatas atap rumah sederhana mereka. Dipinggiran perkotaan.
"Kamu lg ngapain sih yank? dari tadi serius amat sama gitar akustiknya".
tanya Karina. Seorang perempuan tersebut, akhirnya beranjak dari
duduknya. menyembunyikan pistolnya. Menghampiri merangkul mesra, duduk
mengamati. "kamu gak tau sayank. aku ini lagi bikin lagu baru buat km."
jawab Willy seorang pria tersebut tiba-tiba ia beranjak berdiri.
Melepaskan lagi rangkulan itu. "kamu diam disitu. stey.. dengerin lagu
baru buat km ini." ungkap Willy berjalan menuju sebuah sofa butut dan
menaikinya. Karina menghela tersenyum menyaksikan apa yang akan
dilakukan suaminya tersebut. Karina siap menjadi pendengar yang baik
disana.
"Bluukh!!".. tiba-tiba saja Willy terpeleset jatuh dari sofa. Karina
terhentak. Lantas menekan wajah menahan tawa. "eit awas kalo ngetawain."
tukas Willy berusaha berdiri lagi. Membenarkan posisi gitar akustiknya.
"iya-iya.. dilanjut aja sih.." jawab Karina masih mengerut terus
menahan tawanya.
Dengan percaya diri Willy bernyanyi layaknya seorang penyanyi
profesional. Dengan kalimat-kalimat dari lagunya.., "cinta adalah Willy
dan Karinaaa... walau Karina itu perempuan yang menyebalkan
manjengkelkan cerewet... namun nafasku adalah Kaaaariiiinaaa..." dengan
penuh gaya Willy terus bernyanyi.. Mendengar perkataan dari lagu itu
sontak membuat Karina marah dan bergegas menghentikan nyanyian dari
Willy itu.. Karina melompat menubruk Willy dan mencubiti Willy
sejadi-jadinya. Willy nampak kewalahan menerima amukan dari Karina.
"berhenti gak nyanyinya.. berhenti.." bentak Karina menindih Willy
sambil memukulinya.
Tak tahan. Willypun tertawa terbahak menggelikan itu. Seraya tertawa
sambil memukuli Willy yang sudah tak berdaya. Akhirnya Karinapun jatuh
kepelukan Willy. Keduanya tertawa bahagia bersama. Disana.
Malam itu..Disebuah restoran kecil. Willy yang sedang menjalani ketiga
harinya sebagai karyawan disana. Mendadak didatangi tiga pemuda dari
sekelompok genk penjual narkoba.
"Ada apa nih. lo bertiga jangan bikin keributan disini." ungkap Willy
dalam katanya. Ke empatnya duduk biasa seperti pengunjung pada umumnya
disana.
"Lo yakin udah taubat, pngen keluar dari kelompok kita." tukas satu pria
bernama Jhon. "kalian tanya aja sama bos kalian. gw udah resmi bebas.
pergi kalian dari sini." tegas Willy mengusir. "lo emang bakal
dibebasin. tapi bos besar minta syarat terakhir buat pelepasan lo."
jelas Jhon. "bukanya kemarin udah clear." hentak Willy tak terima. "ah
lo kayak gak tau sifat bos besar aja. Dia minta lo jual garam murahan
diwilayahnya siExbin. Ketua genk kapak tumpul itu. masalahnya bos cuman
percaya sama kemampun lo doang. begitu. Katanya itu yang terakhir."
ungkap Jhon menjelaskan. "gak. gw gak mau. enak aja. pergi lo semua. Gw
lagi kerja." singkat Willy ia beranjak berdiri segera pergi.
"Terus masalah bini lo yang mandul itu." ungkap Jhon katanya terpotong
karena Willy langsung berbalik mencengkram kerah baju Jhon dengan kedua
tangannya. Willy mendadak murka.
"Jangan sekali-kali lo semua bawa nama istri gw." ungkap Willy bergetar
penuh emosi. Jhon hanya tersenyum tenang. Meski kedua temanya nampak
siaga akan menghajar Willy.
"Hey. lo tenang aja." tukas Jhon. "bos besar cuman minta. kalo lo masih
pengen bini lo hidup. Ya lo harus ketempat Exbin. itu doang.." tambah
Jhon perlahan. Mendengar itu Willy ingin sekali menghajar. Namun karena
banyaknya pengunjung restoran. Willypun terpaksa mengurungkan niatnya.
Willy duduk kembli dengan penuh penyesalan. Willy kembali mengatur nafas
emosinya. "anggap aja balas dendam. lo kan punya urusan sama Lobin
adiknya siExbin yang sekarang ilang dari publik gara-gara takut sama lo
itu." ungkap Jhon. Jhon bersama kedua temanya bergegas pergi sambil
tertawa. "kita cabut, nanti malam wakil bos besar bakal nungguin lo
ditempat biasa." ungkap Jhon dalam langkah perginya. Ketika itu Willy
tertunduk lemah. Tak berdaya.
Beberapa menit berlalu.
Willy nampak serius bekerja bersama para karyawan restoran lainnya. Sebagai pelayan pengantar menu masakan.
Ia nampak sibuk mengntarkan menu hidangan kesana-kemari. Tak nampak
wajah murung meski ia sudah didatangi tiga pria berandalan itu. Sesaat
kemudian Karina tiba- tiba muncul. Karina hadir disana.
Dengan penuh semangat Karina memilih tempat duduk guna bisa melihati
Willy yang sedang bekerja itu. Willy menyambutnya dengan senyuman.
Karina kembali membenarkan posisi duduknya seraya melihati kesibukan
Willy tercintanya itu. Karina terus tersenyum menyemangati Willy dari
jauh.
"Pesan apa mba?" tanya satu pelayan itu pada Karina. "nggk. makasih. Aku
lagi ngelihatin suami aku. Tuh." jawab Karina menunjuk penuh ceria.
"Semangat!!" teriak Karina menyemangati Willy. Terus tersenyum penuh cinta.
MALAM..
Dirumah sederhana itu.
Sedang ada rasa kekhawatiran dalam benak Karina. Tatkala menyaksikan
Willy yang tiba-tiba mendadak izin mau pergi. Yang membuat Karina sangat
merasa gusar ialah. Tingkah Willy yang tengah mengenakan jacket kulit
hitamnya lagi. Dimana jacket itu telah menjadi saksi sejarah Willy
sebagai anggota genk pembunuh bayaran diwaktu sebelum keduanya menikah
dulu.
Karina terus menatap heran Willy yang tengah bersiap-siap pergi dikamarnya itu.
"Emang kamu mau kemana. Jangan bilang kamu gabung lagi sama kelompok
siYunpa itu." ungkap Karina sendu. Willy melangkah mendekati Karina
menyentuh kedua pipinya dengan penuh cinta.
"Sayank. kamu tenang ya. Aku bakal baik-baik aja kok. Aku gak bakal ngecewain kamu ok." ungkap Willy lembut perlahan.
Untuk sejenak Karina diam penuh harapan. Lalu kemudian iapun mengangguk merelakan.
Keduanya tersenyum penuh cinta.
MALAM ITU
Disebuah jalur jalan yang sepi.
Sedang ada pertemuan tersembunyi antara Willy dan wakil bos besar.
"Maksudnya apa nih. Tiba-tiba Yunpa nyuruh gw jualan lagi." tanya Willy
dalam katanya. "Ntar juga lo tau sendiri." singkat wakil bos besar itu
seraya memberikan sekian paket sabu kepada Willy. Wakil bos besar
tersebut nampak tersenyum melihat Willy mengenakan jacket kulit hitam
itu. Wakil bos besar itu tau. Bahwa sebelum Willy bergabung dengan
kelompoknya. Willy sudah lebih dulu eksis sebagai pembunuh bayaran
dengan golongan genk darah biru yang kini sudah lama bubar. Ketika itu
Willy terkenal dengan cirinya yang selalu mengenakan Jacket hitam itu.
"identitas sipemesan ini menggunakan nama palsu. kami sebenarnya udah
tau siapa dia. tapi itu urusan kami. lo kerjain aja tugas lo." jelas
Wakil ketua.
"Hey gw dengar cewek simpanan Yunpa ada yang ngehamilin." tukas Willy
berbincang seraya bersiap pergi. "ah lo denger gosip aja. Udah lo
cabut." tukas Wakil Yunpa mengakhiri.
TENGAH MALAM.
Seorang diri Willy berhasil menelusup kesebuah kota. Dimana itu adalah wilayah kekuasaanya Exbin, ketua genk kapak hitam.
"Apa?!" Willy terhentak melihat orang yang akan merima barang darinya,
itu adalah Lobin. Orang yang tanpa sepengetahuan Willy dulu menendang
perut Karina ketika Karina tengah hamil anak pertamanya, sampai
keguguran dan tak bisa hamil lagi.
Melihat ketika itu Lobin hanya seorang diri. Willypun langsung berlari dan melompat menghajar Lobin.
"Bhuukh.." Willy memukul jatuh Lobin ke aspal jalan. "Oh. Rupanya lo.
ternyata gw udah dijebak sama siYunpa ketua lo yang pengecut itu."
ungkap Lobin menyeka darah dihidungnya. "make mantan pembunuh bayaran
cuman gara-gara gua ngehamilin cewek simpanannya." Lobin berdiri dan
mengeluarkan pistolnya. Willy terhentak.
"Door.. doorr." suara pistol itu keluar, tapi bukan dari pistol Lobin.
Namun dari pistol ditangan Karina. Lobin tewas ditembak Karina.
"Karina." hentak Willy.
Tamat.
Willy dan Karina berpeluk penuh cinta.
TERIMAKASIH.
Profil Penulis:
nama: aan sopian anwar
fb: aan sopian anwaremail: aansopiananwar@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar