Sesil yang kini berkacamata mengendarai vespa hijau dan Karina mengendarai vespa merah. Keduanya mensejajarkan laju vespa mereka karena suasana jalan kota memang lagi tak begitu ramai. Sesil dipinggir jalan, Karina agak ditengah jalan.
"Karina gw cocok gak pakai kacamata?" Tanya Sesil ia selalu terlihat semangat.
"Iya lo cantik banget." Jawab Karina.
(enak ya kalau cewek ke cewek bilang lo cantik banget. Wajar aja gitu. Tapi lo bayangin coba kalau gw bilang lo ganteng ke Bimo. Pasti Bimo merasa dunianya runtuh seketika)
Sesil dan Karina masih melaju menikmati pemandangan kota, walaupun dipinggiran jalan hampir semua isinya cabe-cabean lagi pacaran sama terong-terongan.
(eh tapi jangan salah cabe-cabean sekarang lagi mahal loh. Cabe beneran dipasar. Wekaweka)
"Vespa lo kenapa dicat merah?" Tanya Sesil bergaya berdiri mengendarai vespanya.
"Biar kaya lampu merah. Mau stop ngejar Romi. Kayaknya dia gak bakal suka deh sama gw." Jawab Karina tersenyum. Ia gadis yang selalu berusaha terlihat bahagia walaupun nasibnya perih.
(huh berat bro. awas lo turun bero.. wekawekaweka)
"Nah lo sendiri kenapa vespa lo diijoin begitu?" Tukas Karina balik bertanya.
"Mm apa ya?? Sama deh, biar kayak lampu merah juga. Cuman gw yang hijaunya." Jawab Sesil kembali duduk mengendarai vespanya.
"Maksud lo?" Tanya Karina tak mengerti. "Soalnya gw sekarang mau maju terus ah, buat dapetin Romi yang sekarang lagi gak dideketin siapa-siapa. hihi.." Jawab Sesil tertawa genit tak tau diri.
[nah lo taulah tertawa genit tak tau diri tuh kayak gimana?! tapi awas aja kalau lo ngebayangin yang tertawa genit tak tau diri itu gw. gw hajar lo]
Mendengar itu Karina bergegas melaju kencang meninggalkan Sesil. Sesil bengong tersenyum mencibir.
Sesil terkejut melihat disana, Karina ngebut sambil mengacungkan jari tengahnya.
Oleh: Aan Sopian Anwar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar