Selasa, 13 Juni 2017

MINAYUBI part 1


Minayubi: Aku yakin aku akan menjadi terkenal
Penulis: Berdoa saja.. Aku sendiri tidak yakin.
Zito: Berisiiiiik!!
Minayubi: Penulis, berapa lama aku akan berada dibumi??
Penulis: Tidak tau. Aku belum memikirkannya.
Zito: Berisiiiik!!
Minayubi: Ya baiklah.
Zito: Harusnya namaku yang menjadi judul cerita ini.



MINAYUBI

Hujan lebat disore hari itu mengiringi langkah lari Zito sepulang dari sekolah beladirinya.
Zito: Lelaki berumur 17 tahun putra satu-satunya dari pasangan Wina dan Yujiro penjual kue Yera dipangkalan Kota Barbara.
"Apa itu?" Hentak Zito menghentikan langkahnya. Melihat ada sebuah cahaya jatuh dari langit kesemak-semak.
Zito mengintipnya dari balik pohon.
"Kucing?! Apa kucing itu cahaya tadi?!" Gumam Zito. Sedikit melihat kiri-kanan lalu menghampirinya.
"Kucing malang. Apa benar kau cahaya yang jatuh dari langit tadi?!" Zito memangkunya.
"Hey turunkan aku!! Kau sudah mencekik leherku!!"
Tiba-tiba kucing itu berteriak berbicara.
"Aaaaaa!!!" Zito menjatuhkannya lagi.
"Ada siluman!!!" Teriak Zito berlari.
"Aduh ya ampun kau menjatuhkanku!! Aku ini peri tau!!" Ungkap kucing tersebut.
"Kau harus menerima balasannya." Kemudian kucing tersebut mengejar Zito.
Kejar-kejaran itu terlihat seru menyusuri setiap gang-gang kecil.
"Aaaa!!! Hey berhenti mengejarku siluman!!" Teriak-teriak Zito ketakutan.

"Brakk!! Brukk!! Brakk!!"
Zito menabraki para pengendara sepeda dan pejalan kaki.
"Kau sudah menjatuhkan aku!!! Kau pikir badanku tidak sakit!!" Kucing itu terus mengejar-ngejarnya.
Zito langkah larinya terlihat berantakan.
"Pergi sana kau siluman!!!" Teriak Zito.
Sesampainya didepan rumah.
"Brughh!!"
Zito masuk dan menutup pintu. Nafasnya tersengal-sengal bersandar kedinding pintu.
"Kenapa hari ini terasa sial sekali. Tadi dimarahi guru gara-gara selalu kalah dalam ujian. Sekarang harus dikejar-kejar siluman." Gumamnya mengatur nafas. Wajahnya pucat.
"Tok-Tok-Tok!!.."
"Aaaaa!!!" Zito terkejut lagi, pintunya ada yang mengetuk.
Diluar pintunya, ada seorang gadis cantik berbaju biru sedang berdiri menunggu dibukakan pintu.
"Siapa gadis itu?! Cantik sekali." Gumamnya mengintip dari jendela kaca.
"Aku tahu!! Itu pasti anak teman ayahku yang mau tinggal bersekolah disini denganku."
Zito bergegas semangat membukakan pintu.
"Hay, boleh aku masuk?" Tanya gadis itu setelah Zito membukakan pintu.
"Ya, tentu silahkan."
Ungkap Zito tersenyum manis. Gadis cantik itu melangkah masuk kedalam rumahnya. Menatap akrab Zito.
"Brughh!!"
Tiba-tiba pintunya kembali tertutup sendiri. Zito tersentak heran melihatnya.
"Hey?!" Tukas seorang gadis itu memanggil Zito.
Zito mendadak berdiri terbujur kaku, melihat tiba-tiba seorang gadis tersebut berubah menjadi seekor kucing.
Meong!!
"K-k.. kau, rupanya, si-si.. siluman tadi?!" Ungkap Zito terbata-bata.
"Iya." Jawab kucing itu pasti.
"Aaaaa!!!" Kembali Zito berteriak histeris.
Kucing itu kembali mengejar-ngejar Zito. Melompat kesana kemari Zito nampak ketakutan terus dikejar-kejar.
Rumahnya menjadi berantakan gara-gara tingkah mereka.
Zito terjatuh. Kucing itu menerjangnya. Mencakar dan merobek-robek bajunya.
"Sudah hentikan!! Aku menyerah sudah!! Iya aku minta maaf!!"
Zito berlari lagi, melompati sofanya lagi. Kucing berwarna biru putih itu terus mengejar-ngejarnya.
"Sudah aku mohon!! Aku minta maaf!! Aku menyerah!! Tolong hentikan!! Aku menyeraaaah!!"
Kucing itupun berhenti menyiksanya.
 Nampak tak berdaya Zito disudut tembok itu. Terduduk kelelahan.
"Huh!! Aku sudah puas sekarang. Nah ini baru impas!!" Seru kucing itu berubah menjadi seorang gadis cantik lagi.
"Sudah sekarang cepat kau pergi dari sini. Ayah dan ibuku pasti ketakutan kalau melihat kau ada disini!!" Bentak Zito memarahinya. Ia masih terduduk tak berdaya.
"Iya aku pergi." Ungkap gadis kucing itu melangkah pergi. "Rumahmu bagus juga..."
"Sudah sana pergi!!" Bentak Zito kesal.
"Iya-iya!! Dadah?!" Seru gadis kucing itu keluar rumah.
Gadis kucing itu bernama: MINAYUBI.
Minayubi sebenarnya adalah seorang gadis peri kucing satu-satunya dari kerajaan dunia peri.
Namun ia harus dihukum turun ke bumi karena ia sudah mengecewakan banyak guru pengajar ilmu sihir ditempatnya. Ia tak pernah berhasil lulus dalam setiap ujian yang diberikan.
Kini ia telah ditugaskan untuk menjadi manusia baik selama ia tinggal dibumi.
Ini adalah tugas terberat bagi dirinya sebagai seorang gadis kucing pemalas.
DIJALAN KOMPLEK RUMAH PENDUDUK
 Minayubi sedang berjalan-jalan seorang diri menikmati hari pertamanya tinggal dibumi. Wajahnya terlihat ceria.
"Blarr!!" Suara petir terdengar. Awan yang sedari tadi mendung kini sudah menurunkan air hujannya.
Minayubi panik. Ia takut dengan hujan. Baju birunya kini kebasahan. Berlari-lari mencari tempat berlindung.
"Aduh!! Aku tidak bisa kalau kehujanan seperti ini. Bagaimana ini?!"
Minayubi berjongkok dibawah tembok sebuah toko yang sedang tutup.
"Aku harus punya tempat tinggal selama disini." Gumamnya berpikir. Dalam sekejap terlintas diingatannya tentang seorang anak muda yang tadi sudah dijumpainya: Zito.
"Sepertinya dia bisa menolongku." Gumamnya semangat.
DIDALAM SEBUAH KAMAR
Zito seorang diri tengah giat belajar ilmu beladiri.
Meninju, menendang, berputar. Wajahnya terlihat serius.
"Aaaaa!!" Zito terkejut melihat tiba-tiba Minayubi sudah hadir berdiri dibalik jendela kaca kamarnya.
Minayubi tersenyum menunjukan dua jari tangan sebagai simbol perdamaiannya.
Zito bergegas membukakan jendelanya.
 "Kau suka sekali ya membuat orang terkejut!!" Bentak Zito memarahinya.
"Aku butuh tempat tinggal selama berada dibumi." Ungkap Minayubi memohon.
"Kau ini sebenarnya mahluk apa sih?! Kau jangan membuatku bingung!!" Bentak Zito heran.
Minayubi ketika itu hanya tersenyum-senyum melihat Zito.
"Kenapa tersenyum begitu??" Tanya Zito kesal.
"Ini bagus. Sepertinya kau sudah tidak takut lagi padaku." Ungkap Minayubi tersenyum genit.
"Memang tidak. Lalu kau mau apa?" Zito selalu terlihat sinis.
"Aku mau jadi temanmu. Aku mau tinggal dirumahmu." Jawab Minayubi pasti.
"Aah tidak bisa. Itu tidak mungkin. Apalagi kau itu seorang siluman.."
"Aku bukan siluman!!" Tukas Minayubi memotong.
"Aku peri. Mm.. Lebih tepatnya peri kucing." Ungkapnya tersipu.
"Aah aku tidak perduli!! Itu urusanmu. Cepat pergi sana. Jangan mengganggu aku lagi!!"
Zito menutup jendela kacanya lagi.
"Brugh!!"
Minayubi cemberut kecewa.
"Huh!!" Hela Minayubi mencibir.
Zito kembali melanjutkan lagi latihan ilmu beladirinya.
 DUDUK DIBAWAH POHON
Hujan sudah mereda.
Minayubi duduk kecewa ditaman disamping kamar Zito. Memain-mainkan sehelai daun kering.
"Bagaimana aku bisa cepat kembali kedunia peri. Ternyata susah sekali untuk menjadi orang baik dibumi ini." Grutu Minayubi sendu.
Langit mulai menggelap.
Minayubi berdiri menyaksikan Zito terlihat gigih terus berlatih dikamarnya.
"Gerakannya jelek sekali." Ungkap Minayubi memperhatikan Zito dari jauh. "Apa mungkin gerakan beladiri seperti itu bisa mengalahkan lawan?!" Gumamnya.
Disana Zito melihat keberadaanya. Zito memelototinya. Meledeknya dari jauh.
Minayubi berpaling. Melangkah mendekati kesebuah pohon lalu merubah dirinya lagi menjadi seekor kucing.
Minayubi menaiki satu pohon itu dan lalu tidur disana.
MALAM YANG LARUT
Zito melangkah mengendap-endap keluar jendela kamarnya. Melangkah perlahan mendekati pohon yang sedang dijadikan tempat tidur oleh Minayubi disana.
Zito melihat Minayubi sedang tertidur pulas diatasnya.
"Hey?! Bangun?!" Teriak Zito membangunkannya.
 Minayubi tak terusik. Ia masih pulas tertidur diatas pohon itu.
"Ada perang!!! Ada perang!!!"
Teriak Zito dengan kencang.
Seketika Minayubi terbangun dan melompat turun dari atas pohon. Ia merubah dirinya menjadi manusia lagi.
"Dimana?! Dimana perangnya?!" Hentaknya terkejut panik.
Zito tertawa terpingkal-pingkal.
"Kau mengerjaiku?!" Bentak Minayubi menatap diam Zito.
"Dasar pemalas. Tidurmu seperti orang mati saja." Seru Zito menertawakannya.
"Ada apa kau mendatangiku.Bukannya kau tadi sudah mengusirku." Tukas Minayubi cemberut kesal.
"Aku dengar tadi kau bilang kau sorang penyihir. Sekarang aku mau melihat buktinya." Ungkap Zito menantang.
"Ada syaratnya!!" Jawab Minayubi menengadah. "Kau harus mengizinkan aku tinggal dirumahmu dan bersedia memberiku makanan enak setiap hari." Tambahnya.
"Oke!! Deal!!" Zito mengulurkan tangannya mengajak berjabat tangan.
Minayubi tersenyum menyambut uluran tangan itu.
DIDALAM KAMAR ITU.
Zito dan Minayubi sedang berdua. Mereka kini sudah terlihat akrab.
BERSAMBUNG............


Minayubi: Penuliiis????
Penulis: Apa?
Minayubi: Kenapa ceritanya berhenti???
Penulis: Aku lapar. Mau istirahat dulu.
Zito: Memang dasar dia penulis pemalas
Minayubi: Aku baru mau menunjukan kehebatanku kepada Zito sipria sombong itu.
Zito: APA KAU BILANG??
Penulis: Sudah, kalian bertengkar saja dulu!!! Besok-besok ya aku lanjut laginya!!! Daaaaah!!!

Minayubi & Zito: PENULIIIIIIIIIS!!!!!  


Oleh: Aan Sopian Anwar 
Email: aansopiananwar@gmail.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar